Startup Rebellion Luncurkan Chip AI ATOM, Korea Bidik Pasar Nvidia
Startup Korea Selatan, Rebellions Inc., meluncurkan chip kecerdasan buatan (AI) pada Senin, 13 Februari 2023. Chip ATOM karya Rebellions ini lahir dari kompetisi untuk memenangkan kontrak dari pemerintahan negeri ginseng itu yang hendak menantang pemimpin global NVidia Corp dalam perangkat keras yang menggerakkan teknologi AI.
AI atau artificial intelligence tengah menjadi pembicaraan hangat di dunia teknologi. Apalagi setelah kemunculan ChatGPT, chatbot dari OpenAI yang didukung Microsoft telah menghasilkan artikel, esai, lelucon, dan bahkan puisi sesuai pencarian. Perusahaan perbankan, investasi dan jasa keuangan yang berpusat di Swiss, UBS, mencatat ChatGPT menjadi aplikasi konsumen dengan pertumbuhan tercepat dalam sejarah, yakni hanya dua bulan setelah diluncurkan.
Sedangkan Nvidia yang berbasis di AS memiliki andil besar dalam chip AI kelas atas. Menurut analis chip Jefferies, Mark Lipacis, Nvidia menghasilkan sekitar 86 persen daya komputasi dari enam layanan cloud terbesar di dunia per Desember 2022.
Pemerintah Korea Selatan ingin menumbuhkan industri dalam negeri dengan menginvestasikan lebih dari $800 juta atau sekitar Rp 12,5 triliun selama lima tahun ke depan untuk penelitian dan pengembangan chip AI. Targetnya, menumbuhkan pangsa pasar chip AI Korea di pusat data domestik dari nol menjadi 80 persen pada 2030.
"Sulit untuk mengejar Nvidia, yang jauh di depan dalam chip AI untuk tujuan umum," kata Kim Yang-Paeng, peneliti senior di Institut Ekonomi dan Perdagangan Industri Korea. "Tapi itu tidak ditetapkan karena chip AI dapat menjalankan fungsi yang berbeda dan tidak ada batasan atau metrik yang ditetapkan."
ATOM Rebellions dirancang untuk unggul dalam menjalankan visi komputer dan aplikasi chatbot berbasis AI. Nantinya, chip akan memiliki target tugas tertentu yang spesifik ketimbang menjawab pertanyaan berbagai hal.
“Chip tersebut hanya menghabiskan sekitar 20 persen dari kekuatan chip Nvidia A100 pada tugas-tugas tersebut,” kata salah satu pendiri dan kepala eksekutif Rebellions, Park Sunghyun.
A100 adalah chip paling populer untuk beban kerja AI, cukup kuat untuk membuat--dalam istilah industri, 'melatih'--model AI. Adapun ATOM dirancang oleh Rebellions Inc. dan diproduksi oleh raksasa Korea Samsung Electronics Co. tidak melakukan pelatihan.
Berbeda dari negara-negara seperti Taiwan, Cina, Prancis, Jerman, dan Amerika Serikat yang memiliki rencana ekstensif untuk mendukung perusahaan semikonduktor mereka, Korea Selatan jarang melirik chip AI. Negara ini lebih dikenal sebagai pemasok chip memori di dunia.
Tapi, ke depan, Seoul akan mengeluarkan pemberitahuan untuk dua pusat data, yang disebut peternakan unit pemrosesan saraf, untuk hanya mengizinkan pembuat chip AI dalam negeri untuk setiap bidding.
"Perusahaan rintisan ini harus membangun momentum, jadi itu akan memakan waktu," kata Alan Priestley, seorang analis di firma riset IT, Gartner. Alan menambahkan, "Tapi insentif pemerintah seperti yang terjadi di Korea bisa mempengaruhi pangsa pasar di Korea."
Rebellions Inc akan berpartisipasi di proyek pemerintah dalam konsorsium dengan Korean Telecom Corp. Wakil Presiden Korean Telecom, Bae Han-chul, menyambut baik kerja sama tersebut.
"Di tengah ketergantungan yang tinggi pada GPU asing terhadap unit pemrosesan grafis secara global, kerja sama antara Korean Telecom dan Rebellions akan memungkinkan kami memiliki 'AI full stack' yang mencakup perangkat lunak dan perangkat keras berdasarkan teknologi dalam negeri," katanya.
Rebellions Inc menolak memberikan perkiraan untuk usaha chip AI ATOM yang dikembangkannya. Dikabarkan, perusahaan telah mengumpulkan 122 miliar won, termasuk 30 miliar won dari Korean Telecom dalam putaran pendanaan yang diikuti pula oleh Temasek Pavilion Capital Singapura, dan hibah 10 miliar won dari pemerintah Korea Selata. Jika dihitung dalam rupiah, total yang dikumpulkan sebesar 1,5 triliun rupiah.
Sumber Tempo